Sajur ku melembur kini merasuki rasa tangis Yang ternusuk
Rembunun pagi kian menusuk rongga kepala ini hambar
Kini angin tak membolehkan tikus keluar dengan biasa
Lalu si botol berdiri lembut dengan tongkat amarah
Sang entok ku kini bahagia menikmati cemara
Harus ku tangiskan rasa haru ini
Rembunun pagi kian menusuk rongga kepala ini hambar
Kini angin tak membolehkan tikus keluar dengan biasa
Lalu si botol berdiri lembut dengan tongkat amarah
Sang entok ku kini bahagia menikmati cemara
Harus ku tangiskan rasa haru ini
Yang mendekap seluruh telinga
Lalu elinga ku yang tak kunjung
Lalu elinga ku yang tak kunjung
Kini helang tampa meruwit Ku
Entah dengan rasa apa lagi ku menetaskan benih permata ini
Mengapa Deras angan ku tak satu pun kembali
Mengapa Deras angan ku tak satu pun kembali
Kejanggalan rasa apa yang membuat Ku tak pulang kerumah
Salah kah aku sekarang Karena tak mengagap Ku pulang
Tak adakah sesorang yang menganggap ku ada
Kian lalu rasa tak sepatah memperlihatkan Sia
Perdulikah dia yang sekarang kian lupa akan
Dan entah kini Ku terbuai Dalam padam nya tinta