light for moon

light for moon

Rabu, November 01, 2017

Kamis, Mei 25, 2017

Tak terima lembut hangat mu kuangkat dalam rasa ini

Sajur ku melembur kini merasuki rasa tangis Yang  ternusuk
Rembunun pagi kian menusuk rongga kepala ini hambar
Kini angin tak membolehkan tikus keluar dengan biasa
Lalu si botol berdiri lembut dengan tongkat amarah
Sang entok ku kini bahagia menikmati cemara
Harus ku tangiskan rasa haru ini 
Yang mendekap seluruh telinga
Lalu elinga ku yang tak kunjung
Kini helang tampa meruwit Ku 

Entah dengan rasa apa lagi ku menetaskan benih permata ini
Mengapa Deras angan ku tak satu pun kembali 
Kejanggalan rasa apa yang membuat Ku tak pulang kerumah 
Salah kah aku sekarang Karena tak mengagap Ku pulang 
Tak adakah sesorang  yang menganggap ku ada 
Kian lalu rasa tak sepatah memperlihatkan Sia 
Perdulikah dia yang sekarang kian lupa akan
Dan entah kini Ku terbuai Dalam padam nya tinta 



Rabu, Mei 17, 2017

Cengkram

Senyawa lenyap lamun enggan menyapa surya
Linglung harum melangkah ha
Buii kerongkongan bodoh
Omong kosong
Tampoyong
Sempoyung
Bais

Rabu, Maret 15, 2017

menyapa sinar

senyap bertemu dengan lintasan panjang
tutur suara merupa jangkauan tangan
meranggut telinga ku yang lemah
Ke selah jendela berengjeng
Sayang arah ini tak melihat tanpa suara
ayang ini melebur saat berbincang
Kini tersandar sejenak mengungkap tanya
Yang berjarak urat ini masih marah
   
Lalu melintas dengan penuh angan
canda melodi membuat tangis
Yang hingar bringas
Sie

                                                                                     
     

Selasa, Maret 14, 2017

debuai usai menjalang

mengaum suara jerit awam mu tak lagi menyerentakan rasah
menghantam habis amarah Ku pagi Yang belagak bingar ini
Dengan meneguk lembayu mu menyelimuti jakar Yang Kian
melosok kisah haru menghirup bondongan zinah asa
Kera kera kini ke hausan sehabis bergelantungan
Hidung enggan merobek resahan butir butir pasir
Tidakah megah tolehan lumpuyungan langit mu
Yang kini tampar ke hembusan kenikmatan ituh
Naming pernah letih si pemanis ini bercumbu
menggaruk lembut batang pisang yang sejuk
Ku melumat lubang pipi tanpa jendela ini
Dan tulang ini ku ingin Kan pagi Yang
Tak gerah sangat kau mengutas rasa
Kini lembut rasa hati si angkau ani
Mulai bisahkah kau usaikan pagi
Tetapi terapi rapi api
langit legit
berbi

Ilang
Ting

Keritis melotot

lembut riang muka renta yang bersemangat lama ingin berjumpa kian meranjak
mekar berkelapak indah rupawan
sakit kini hiaskan butiran hati
tumpahan air riuh menderai
sempit ruang terasa sesak
angan yang menghembus
rongka jiwa Hingga dahi
pahit yang ini kuhirup
bantah sakit
masi terasa
dena
arah
luruh
kilau
jedot
lung
poh
Yah

Senin, Maret 13, 2017

Karang menyelam di sirna fajar

Lembut nya sang surya tak menata raut kelembutan hati pada batu
Ku menyambut riang rambut Ku yang indah berkedip mutahan itu
Tunjukla risau Ku kini bersendar di pinggiran kelambu Meminta
Tinju duka Adam dan manis mu lalu coba jilat lembut pagi buta
Tegak mencengkram tampa kau hirupkan asa mu itu
Bangkit kembali para leluhur wanita
Yang hadir bersetubuh itu aduh
Tidak datangkah si kicauan itu
Tapi mengapa membuat Mata
Ku merem kalo Elokk singgah
KeTerapung sebuah lautan ya

pasir masih melampaui suatu keinginan Yang Pas disaat memulai pagi yang tak karuan ini mari menyapa kepada burung cemarah
Masih kau pantas membuat risau helayan ini sangkar
Dan Iya kah Yang menunggu Ku saat terlelap
Menjeritlah sang si penjengkel nya kamu ya
Lalu kapan ya sang ibu memuaikan hisapan bengis nya kini tutur mengurai ke benihan di jiwa he tak penting ya Kalo saya membuah Kan hasil sendiri Dan lalu memikirkan tentang diri sendiri Iya Kan
Haruskah kuh mengiris jiwa ini lalu membuat robekan Hati terus menerus Dan bagaimana saya juga sendiri tidak Akan mengerti tentang tulisan Yang Di baca ini he's
Tolol

Sabtu, Maret 04, 2017

bangsanglang

Beruang tertutup menentang zibruk tak bermakan
Kenimatan suatu abada tak bermoral tajam pisau
Pelepah pisang mooner terdengar hembusan awan tak
Menimpak kakaki salam kenikmatan
Pengorbanan sialan tak berdosa
Hirup teeh cengke asli
Membayangkan sebuah kicau kicau burung menikmati meminum
Prasa mengangat jiwa menelan rempa meribah
Memuai harapan hasil gelut bibir
Hangat daun daun segar roma
Marcurius pandang menyapa
Ven cerit muai
Lagu dengdang
Lemutan bibir
Rasuk jiwa
Bentang alam
Cumbu
Rasuk
Sebuah nikmata kelam kian merasa hasrat
Buai terlelap lamun
Acuh kuda tak mengerti prihal kian jauh
Bagai rindu surya esok
Meluap rindu ku pandang ntah kelana pijaran tak rasuk tusuk
Lamun tidur bangun abaikan elang terluka
Terkikis hamparan pasir laut
Ombak terjangan lupa
Membara tak
Lupa fikir

bersama

kering lelincihan

terkadang resah aku lemputkan amarah ku
rambut kini mengikis resah mengongsong
patahan ranting menghela nafsu asap
paru mempompa ringan belaian asma
asmaku melontar bagai bara API
Terasa sakit kini kian musnah
Aku bermuak ntah tersadar
Rintangan memulai kesakitan
Melalui cumbuan akar Yang entah kemana
Pelecin pagi hari bergurau mengangak
Menikmati celotehan arak pagi buta 
maka aku diam tak bernyawa
Bagai lontaran misil bebas
Bagai radikal asismatisme

angin

hela nafas hilang rasa bimbang meremuk
rasa angan yang miror menegak leher
ringan suara bara amrah berbintang
tinta Ku mencoreng habis sisah
Reruntaian jalak tak hitam
sakrau memuak dengan
Sadar berjalan
Menenteng
Reruntaian
Debu

kutilampaian

rembuk kayau tak hirau Ku mengungkap
diam tak usai ucapan rengkul mu
sekarang ringan aring mu
hembus memburuk
bersoakan amarah
hisap lagi
teguk
serapah
apa
bawah tak mengerti ucap riang sang periang
salambur angan kicau merenggut ambisi
merengut ucapan tak meyampai
arah tegak mengelok
tempurung bengkok
Katakan tengok
Suar ringan
berisik

sumbungan kosong

Rimbunan angkuh bingung menggemari kata
Lalu hinggap sangpuan juga heran
Melempar kata biusan angin puan
Kasian sipuan kehilangan arah
Siiang lalu berjalan merantu
Kelak sipuan merasakan
Sirna menggapai sipuan
Dan lalu si bibir puan
Berlalu menikmati
naunan puan

set

berantakan barang antik melepas alas kaki
entah berjamput mengelupas kulit pasang
lampu siar ntah teruntai bungkam deru
kekauan aksana merasuk birahi jiwa
sampai pulang dalu galau ye
benturan sempak berserakan
himpauan benak berlalu
Mengajarkan panjang
lengan lalu
diam

Jumat, Maret 03, 2017

rongloskong

perih Tangan kini merajut dan mengemut arang
ntah tidak pengaruh kelakuan ia riuk serakah
Tekempot pipih menerangi cahaya gempal
anggkuh menerjang jaluh mengatakan
teteran gelas itu lalu ia menginjak
kepala terus riuk auuuuuu
lagi lagi air membasahi
Kearah arah lubang
tanduk pejalan kaki
Cepat pulang
Jadi

keresek suara kantong yang berjalanan
Sang anggrek juluk celotut kaki ia
diam jaruk arah menginjak salah
seduh sedikit pakek segogok
arik patah hati sedikit
arah kebingungan
liat apa
Tapi
Lupa
terus
Apa

Senin, Februari 27, 2017

Take

renget udara hembus daun enggan menolak
tak usai lajur mengedap remang
raut senang big family
flay weed me
some body
to me
or

Minggu, Februari 26, 2017

Pengobral pagi

pagi yang sejuk ini tak henti ku merasakan
Surya yang aku rasakan kian membaca
lajur kekanan lalu kuhirup juga aroma
Terapi ini menyerentak sambut pagi
Lalu kini terpapar membuat amarah
denyut sampai usia mu menipis
Kulupakan emotional lumutan
Tidak lagi ku melupakan pagi
Masih seperti biasa aku ini
Selaput ini masih terjaga 
Biarkan aku berdiam
Dan menjaga
Mata hati
Laknat

time oclock'

remuk usai rembulan enggan kini tak merangkul
Dia lelah melamuni sang panjar

hembus angin pagi melawan marah
Melingkar pundak rangkulan
berjalan itu bodoh
Dasar si merah
Ya

Jumat, Februari 17, 2017

What everyone

hingar tampa menyla cahayah menyingkut pelepas
meniruh vertical yang ruang merasuki kelabu 
tampa langit yang kini memar membiru
jendela ku pagi ini mendengar 
hembusa Yang tercincang

Raba an birahi ini menggetar suasana
Yang hijau mengkelabu abu Abu sepia  

tak ku duga raut sosok bocah yang muak meneguk sirup 
resah enggan bertumbuh pohon
berayun aruh ke Kiri kanan
kutunggu sosok ini
Kurindu desuh mu
Tak bertulang riang rindu tersapu
enggan menata lagi daur
ombak yang bodoh
Ini kah

Senin, Februari 13, 2017

promaisis

suara bingar hentak rama mendengkur suar dendam diam
ntah mendengkur pilapah garing angin tepi arus
meramuk bekam telinga dengar
raung burung saraut ambun
enggan menyapu sinar sejuk
ampun dingin menyerudup
bergelumput basah
sejuk angin ntah rasuk menusuk
sela angan di benak
tak pantut harga kian
melupa di mana
arah tajam
jarum arus
lamun
huuf

Minggu, Februari 12, 2017

resah

pungkas angin tiada lembut kesah menahan diri
enggan hembus celak raum menekan laju
kaki menghentak henti kulampaui jarak
suara binantang kini biasah terasa
angin membias cahaya lampau
diam tampa suara yang bingar
namun lamun ku terpuruk
enggan melontar canda
riuk sang bulan kini menabur di atas cakrawala
menaburkan binatang kias sang rembulan tidak
Tampak racun ular menuntut jemari
mengores lambat riuh suara
terompang esok sinar mulai
generang sang surya
Yang menantang biru
cerah hampa lalu
pamit

Minggu, Februari 05, 2017

jidad bodoh

raung gemericik awan kian menghenti rela angan
garis pagar bergelut bersamaan angin
terhempas arah jauh suara merdu
ambisius kian bingar bercumbu
deras angin paksaku tuk rindu
Puja hingar sialan merasakan
Sejumput akar mencakarku
rompang dingin hangatkan
Jiwa prasma my cinta

no time

rintih enggan berganti malang tak usang teraung kian derai
dinding basuh lumpuh beesuara raung angin
gemuruh suar merasuk hembus nafsu ambruk
liupan angan jalan menuju terapan bingar
tusukma hingga daur membaur
jerampai riak ambai tangan
lara junjung angan rangkul
langit teraharu tetes angin
gemuruh suar bercaya masih menipu angan
tenangkan rasa jiwa
junjung hilang pati
kerongkong berjamak
sakit rasa
hempas tiri
ingin kau
beranjuk
pergi
diri
lama
kali
enggan
mengisap
aroma kesegaran hijau menyurgai hati

Senin, Januari 30, 2017

fikir

tak kian kurasa berbuat tak haru ku mendengar nya
ya seumber membutuhkan apa yang di perhitungkan
ya heran salah benar kini tertunduk sang merpati dengki
membuat haru tak bergemu gemu amarah menyadarkan ketika
perjalanan buat ku sanjung tuk maju
tak kulupa tak kumakan tak ku ungkir
tetap saja merasuki
lumpuh berkedip
kan hidup
seperti sedia sekarang
maaf ku buat ntuk ku makan ku bungkam tak tau mesti bagaimana
tah habis orak orak berjamur
meneduh kain merah
menyelimuti singga ku menanti
tuk kebiri lanjut atau menunduk 
sang pencipta menemukan
aliran mata angin masih menusuk
 dan rotasi harmoni masih menikmati hangat nya peluk sang pencipta

for me

 

 merangkul membangun kembali lagi rasa keharmonisan dalam satu negara yang merasakan kagum terhadap perlakuan,prilaku kurang ajar ntah mengapa heran heran heran
katakan aku mendengarkan mu untuk merintih kepedihan kesakitan di rasa untuk ini ku buat kalian mengerti
bukan lah suatu hal yang buruk untuk di kenang mungkin ini lah yang membuat hidup itu menyatu dan bineka tunggal ika mengukir nya.



Minggu, Januari 29, 2017

hedun

rerintihan awan yang bergelut
angin mebius hasrat jiwa
masuk derai kicau haru
tangis tak mengerti
ntah bagaikan perlindung sebuah rangka
mengagum tertindih dari lamun melintas
cairan tak henti nya memuai
keruh tangis mengungkap rasa
rindu bertemu tak maksud menyinggung prasaan
-engkau


senja heran menimbulkan tanya melintas arus
walau haru membius jingga lalu
waktu menipu sosok pernampalan
mengisi semu
pejlan kaki
masih saja
beranjak pergi
desa menipu
arus tak
henti menikung
tanya

ungkir

 lamun masih merasuk dedaun berisik menikmati kemenangan
raga tak sanggup menghias lampu lampu taman
hirup lagi udara sisa kesegaran kemarin
lelah di tepian sungai yang arus ombak
panas kian merasa tak haru
kicau sang burung enggan datang
haru menangis basi dalam tidur membisik pinjaran tanah terdampar
arah membuat bisu melangkah
desir tak berganti petang
haru tangting tong
merasa sajnung sigahung membenci tak wajar  

Jumat, Januari 27, 2017

alang alang

sialan rindu datang melawan racun
tak ampuh melihat sosok lembutan
rindu berjumtpa
seakan
lagi
bersama kehangatan dalam lingkuh
menuju kehampaan
melupakan
ingatan
tak
melupuh
perasaan
tidak juga

barong merah



tajam sorot pantang menyerah tak ada habis pikiran hanya menikmati yang rakus akan menindas orang orang tau diri asal tempat dimana air mata tak tau malupakan tangis perih keindahan negeri sang pencipta. bocah kecil tau melintas dimana bayangan masih mengiringi arus laju jalan tak berliku awan putih yang menyelimuti bendungan tempat tinggal megah nya kebersamaan dalam satu sisi menjadikan sebuah warna warna langit seakan pandangan ke arah kenikmatan yang di lihat dalam kehidupan ke esokan nanti

flying

     





sorot tajam seakan memakan lamunan sang binantang yang selalu kurang menghirup nafsu klimak tak perduli akan kedepan kesikuensional masih terjalin dalam kebersamaan, tidak siapapun yang mengusik dari kenikmatan rasa alami yang tak jarang haru kenikmatan rasa .
merjuti atas setengah dari dau daun beranjat dan kera liar menuntun ndak tau mana hasil yang di dapat, seakan menerima momongan akan kubangkitkan keesokan hari bersama binatang binatang penghirup madu madu. takberlalu kulupunan tak memperoleh pahit rasa seekor binatang.

color

sinar kian menantang tak bergelut kesah
semilir dedaunan terbengkalai mengharu tak menikmati
sepoi berhembuh arah barat
terbelunggu mengamati
namun pancaran masih tertutupi kelukesah awan
bising terdengar telinga merasuki benak menghalau
walau tak ku hirup seruputan pagi ini
dedaunan masih mengalah bersama angin
tak berjunjung arah tetap bising menyelumuti

Selasa, Januari 24, 2017

kamu

esokan hari rindu tak melupakan perjalanan
usang memang berganti tapi tidak menghilang
bahwa waktu akan selalu berjalan
selagi masih tetap bernafas

aku berjalan dengan langkah tak cukup 
sifat ku melembuh tak ada suara
hanya merasakan hening tampa suara
 tampa kata mata memandang terkuras ide 
  tak mengungkap jawab masih tersimpan di benak 
 tak hanya jawaban hanya ingatan terus ter urai 
bagiakan danau tenang 
bagaikan matahari tenggelam 
bagaikan angin terhempas arah selatan   

menyapa ranokumbolo

 


lalui hening berganti terus berjalan esokan hari langkah kaki tak mestinya berhenti mengirup bau nya rasap perkebunan di lalui bila berhenti maka debuan meningkat atas langit langit megah, mulai langkah mengangkat beban membawa, memimikul, menjumput,  sampai menikmati bergelanakan air mata menetes memandangi hamparan luasnya ranokombolo hingga henti meninjak rumput liar terpandang sejenak hingga senja menuruni bukit rano kembolo terbentuk dalam hamparan danau bukit cinta berbaris menjulung atas lalu sampai di sini peristirahatan sementara menyanjung megah nya ranokombolo di senja merasuki,hirup kopi luangkan waktu menyambut tenda, manis nya perkenalan menjadi persahabatan membawa ke indahan menjadi kenyataan.

Jumat, Januari 20, 2017

legit

Image result for kopi 

ku nikmati cangkir hitam terisi kopi
kopi lenggit merasuk dalam lidah
ku angkat cangkir menghirup bau kopi
hangat terasa menyentuh bibir ku seruput
tampa rasa cemas ragu akan kelegitan kopi
turunkan cangkir melumat bibir kopi
melihat cela cela bubuk terungkap tanya
   ha usang jangan di tanyakan mari mengulang lagi dari awal kehidupan
 mencoba mengola menggali mendorong mempercai memprodoksi

Jumat, Januari 13, 2017

twenty looking second time

derai angin menusuk hasrat dan membui
melemahkan arah angin kencungkan
awan hendak menjumput saat
lingkar rembulan redup tampal
sisi semu tertungkai tegak
meremas lara belai sahwat

angin tiup arah selatan dendam
puan tak kunjung sana
hingga prasa merenjuk
suai kini menjawab keluh
kisah puan kini 

Rabu, Januari 11, 2017

KonsistensoSialisme

hasrat pagi ini merasakan sebuah dunia terlahir kembali ku ingin meluapkan segalah tentang ku ungkap semua cerita sebuah lara dan sandi waras ku rasakan kini berharap semua ini bisa ku alami dan bisa membuat hidup itu menjadi sebuat corentang bagi cetusan rasakan melankolia ntah slektif ntah positif dari seraut muka semu terap dalam kehidupan sekarang. bersenang melepaskan benak terucap melampau sebuah hasrat rupakan sebuah aspirasi mendukung localisme dari sebuah jasa batan tuk melampau tinggi ke depan merasuki dalam sukma terjadi dalam seraut syistem informatika sudah meraja lela, akan menikmati sebuah akhir kesempurnaan mejatuhkan hakikat kurir menjadi kesempatan meng aprelisasi suatu perekonomian cukup dalam.

Selasa, Januari 10, 2017

11 Januari

pagi berkelut cahaya mentari tak bersinar
sinar pancarkan sukma
kala pagi pun kesepian
resah ntah kelana

kini pembahasan daun pohon matahari awan
menutpi pancar mentari kala
pohon mengambut kelud menutup
derai awan merambat laras